Rabu, 30 April 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD

Askep Miokard Infark

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Jantung adalah organ penting yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh dapat melakukan proses metabolisme yang menghasilkan energi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas.
Tekanan darah jantung dapat dipengaruhi oleh pekerjaan, tempat tinggal, gaya hidup, jenis kelamin dan ras.
Penyakit jantung menduduki peringkat ke-3 terbesar yang dapat mengakibatkan kematian di Indonesia, dengan penyebab yang berbeda-beda, diantaranya faktor stress, sehinggabeba  jantung bertambah dan kerja jantung meningkat.
Berdasarkan hasil survei di ruang 8 RS. Dustira Cimahi, terdapat 40 orang penderita infark miokard selama bulan November 2000 samp[ai dengan bulan april 2001 dimana penyakit ini menduduki rangking ke-4 setelah penyakit pencernaan, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.
Asuhan keperawatan menunjang peranan penting dalam mengadaptasikan pasien yang mengalami penyakit infark miokard sehingga penulis membuat atau menyusun laporan ini.


1.2         Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini adalah sebagai berikut :
a.         Untuk mengetahui dan mempelajari tentang aswkep pasien yang mengalami penyakit Miokard  Infark
b.        Untuk memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penyakit Infark Miokard.





















BAB II
TINJAUAN TEORITIS MIOKARD INFARK

I.                   Anatomi  Fisiologis
Jantung adalah organ otot yang berbentuk menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul ( pangkal jantung ) dan di sebut juga basis kordis.Terletak dalam rongga  dada  sebelah depan ( kavum mediastinum  anterior ). Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga  dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara costa 5-6 dua jatri dibawah papila mamae, pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung. Bewrat jantung antara 250- 300 gram. Jantung dipersarafi olah ne3rvus para simpatikus khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung, jantung dapat bergerak yaitu mengembung dan mewnguncup disebabkan oleh rang sangan yang berasal dari susu nan saraf otonom .
Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot saraf lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf otoi\nom )
Dalam kerjanya otot jantung mempunyai 3 periode :
1.      Periode konstriksi ( sistol, suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup )
2.      Periode dilatasi ( diawstole, susunan keadaan dimana jantung mengembang )
3.      Peride istirahat, waktu asntara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung berhenti kira-kira sepersepuluh detik

II.                Pathofisiologi
Iskemia yang berkangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan selulae yang irreversibeldan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang mengalami infark/ nekrosois akan berhenti berkontraksi secara permanen. Otot yang mengalami akan mengalami serangkaian perubahan selama berlangsungnya proses penyembuhan. Mula- mula otot yang mengalami infark tampak memar dan sianosis akibat teputusnya aliran darah regional.
Infark miokardium jelas akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis akan kehilangan daya kontraksi. Sedangkan otot disekitarnya juga mengalami gangguan daya kontraksi , secara fungsional infark miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia.
1.      Daya kontraksi menurun
2.      Gerakan dinding abnormal
3.      Perubahab daya kembang dinding ventrikel
4.      Pengurangan curah sekuncup
5.      Pengurangan fraksi ejeksi
6.      Peningkatan volume akhir sistolik dan diastolik vetrikel
7.      Penigkatan tekanan akhgir diastolik ventrikel
Kondisi hemodinamika sesudah infark miokardium bervariasi, curah jantung dapat berkurang sedikit atau dsipertahankan dalam batas- batas normal  Meningkatnya frekuensi jantung biasanya tidak berlangsung terus-menerus kecuali jika terjadi defresi mikardium yang hebat. Tekanan darah merupakan fungsi interaksi antara depresi miokardium dan reflek otonom. Respon otonom terhadapp infark miokardium tidak selalu merupakan proses bantuan simpatis terhadap sirkulasi  yang terancam bahaya.
Infark miokardium klasik pertama disertai gambaran klinis yang terdiri dari gambaran nyeri dada yang  berlangsung lama dan hebat boiasanya dusertai mual, keringat dingin, muntah dan perasaan seakan –akan sedang menghadapi ajal.  Tetapi 20%-605% kasus infark yang tidak  fatal bersifat tersembunyi atau asimptomatik.
Kedua meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh sel-sel yang dilepaskan miokardium yang nekrosis. Pola peningkatan enzim mengikuti perjalanan waktu yang khas sesudah terjadinya infark miokardium.  Akhirnya selama  infark akut akan terlihat perubahan-perubahan pada elektro kardiografi, yaitu gelombang  Q yang nyata,k elevasib segmen ST , dan gelombang T  terbelik. Perubahabn – perubahan initampak pada hantaran yang terletak di atas daerah miokardium yamg mengalami nekrosis.

III.             Pengkajian Keperawatan
a.       Data Subjektif
Didasarkan atas persepsi pasien terhadap nyeri :
]  Lokasi nyeri dan penyebarannya
Pada infark miokard nyeri terjadi pada dada kiri dan menyebar ke  bah, leher, rahang dan lengan bagian dalam hingga pergelangan tangan.
]  Timbul nyeri dan lamanya
Nyeri dada mikard infark ini dapat timbul baik saat istirahat ataupun saat istirahat. Jadi tidak berhubungan dengan aktivitas atau perubahan posisi. Lama nyeri lebih  dari 30 menit dan tidak hilang dengan pemberiasn nitrogliserin. Pemberian nitrogliserin ini dapat diulang setiap 5 menit untuk 3 kali  berturut- turut, tapi jka pemberian 3 kali nyeri tetap tidak hilang tiodak perlu dilanjutkan karena hal tersebut menggambarkan bahwa pasien tersebut terserang infark miokard.
]  Kualitas nyeri
-          Nyeri seperti dipukul atau ditimpa benda berat disertai nyeri abdomen ( kadang ) ada gangguan pencernaan ( mual, muntah, anoreksia )
-          Nyeri timbul secara tiba- tiba lebih hebat dan lebih lama dari angina pektoris

  §  Faktor – faktor yang berhubungan dengan nyeri :
-       Aktivitas
-       Stress
-       Istirahat
]  Perasan tidak berdaya
]  Adanya riwayat penyakit jantung
b.      Data Objektif
1.      Tingkah laku gelisah
2.      Terjadinya perubahan-perubahan tanda vital :
-          Peningkatan atau penurunasn denyut jantung
-          Peningkatan kecepatan respirasi
-          Penurunan tekanan darah
3.      Tanda- tanda lain : berkeringat dingin, muntah-muntah perubahan irama jantung yang tiba-tiba
4.      Adanya faktor resiko
5.      Peningkatan suhu 1-12 jam pertama setelah serangan infark
6.      Pada infark miokard yang luas terdengar bunyi jantung 4 kadang-kadang juga bunyi jantung 3
7.      Terdengar mur-mur sistolik jika  terjadi :
-          Disfungsi m. papilaris
-          Robeknya m. papilaris
-          Robeknya septum ventrikuler
c.       Test diagnostik
]  Pada EKG
Peubahan bertahap berupa :
-          Hiperakut gelombang T
-          Segmen ST elevasi
-          Segmen ST depresi
-          Gelombang Q patologis
-          Gelombang T inverted
]  Pemeriksaan enzim darah
Enzim
Mulai meningkat
Puncak
Normal
CPK
2-8 jam
12- 20 jam
3-4 hari
SGOT
18- 12 jam
18- 36 jam
3-4 hari
LDH
24-48 jam
3-6 jam
8-18 hari

]  Lekosit meningkat menjadi 12 – 15.000mm mulai beberapa jam setelah serangan sampai 3-7 hari
]  Kateterisasi jantung untuk mengevaluasi :
-          Fungsi ventrikel kiri dan ventrikel kanan
-          Adanya komplikasi
-          Efek obat –obatan
-          Status hemodinamika

IV.             Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan pertukaran gas sehubungan dengan peningkatan tekanan kapiler akibat bendungan jantung
2.      Penurunan curah jantung sehubungan dengan perubahan denyut jantung (kecepatan irama) penurunan pre load
3.      Gangguan rasa nyaman : nyeri dada  sehubungan iskemi jaringan jantung
4.      Tidak toleransi terhadap aktivitas sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
5.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual-mual dan muntah, anoreksia
6.      Kecemasan sehubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman kematian
7.      Gangguan elimnasi  sehubungan dengan inaktifitas
8.      Kurang pengetahuan ( spesifik )

V.                Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
1.      Perubahan pertukaran gas
-          Perawatan convalecent
Mulailah dengan latihan nafas dalam
2.      Penurunan cardiac output
]  Penurunan cardiac output
-          Evaluasi tanda-tanda vital tiap 15 menit
-          Amati/ monitoring EKG terhadap tanda-tanda aritmia
-          Pasang infus dengan glukosa 5% asal tetyes untuk pemberian obat-obatan emergensi
-          Auskultasi suara nafas dan kekuatan jantung tiap 1-4 jam
-          Berikan obat-obatan cardiac tonic sesuai program
-          Siapkan untuk pemasangan cup bila diperlukan
]  Perawatan Convalecent
Monitoring komplikasi dini : hipotensi , arythmia , payah jantung dan ruptur jantung
3.      Gangguan rasa nyaman : Nyeri dada akut
]  Perawatan Akut
-          Fasilitasi agar pasien dapat istirahat baik fisik maupun mental
-          Berikan morfin sulfhat / pethidin IV sesuai program medis
-          Lakukan pemeriksaan EKG untuk dokumentasi iskemik selama episode chest pain dan monitoring tanda-tanda  vital EKG
]  Perawatan Convalecent
-          Berikan nitrat gliserin long acting sesuai program medis
-          Batasi aktivitas untuk mencegah nyeri jika di perlukan
4.      Tidak toleransi terhadap aktifitas
]  Perawatan Akut
-          Ijinkan pasien untuk sesekali duduk dengan ditopang tempat tidur pada interval pendek
-          Bantu untuk pemenuhan aktifitasnya
-          Lakukan latihan pasif untuk mencegah tromboemboli
-          Anjurkan untuk melakukan pergerakan sendi setelah tanda-tanda infark akut mereda
] Perawatan convalecent
-          Mulailah dengan fase rehabilitasi
-          Anjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap
5.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
-            Berikan diit cair ataub makanan lunak rendah garam
-            Hindari minuman yang mengandung carbonat, terlalu panas atau dingin ataupun cafein
-            Batasi intake natrium
-            Monitoring intake dan output dengan mencatat untuk mendeteksi dan mencedgah kelebihan cairan
-            Berikan cairan IV  jika pasien mau makan karena mual atau muntah- muntah
6.      Kecemasan diatasi dengan :
-            Berikan support pada pasien dan keluarganya secara berkesinambungan
-            Berikan obat-obatab transquilizer seperti diazepam ( valium ) sesuai program
-            Tinggalah bersama pasien atau mengizinkan keluarga untuk bersamanya
-            Jelaskan prosedur yang dilakukan kepadanya
7.      Gangguan eliminasi diatasi dengan :
-            Berikan pelunak fekal (laksative )
-            Abjurkan pasien untuk tidak mengedan saat bab
-            Hindari huknah dan insersi pada rektal unbtuk mencegah stimulasi vagal
8.      Kurang pengetahuan
-            Berikan penjelasan tentang
¨        Penyakit
¨        Pengobatan pada unit jantung
-            Selanjutnya anjurkan pasien dan keluarga tentang :
¨        Penyebab penyakit
¨        Faktor resiko
¨        Program exercise
¨        Diet
¨        Obat-obatan yang harus dimakan
¨        Komplikasi


Hal- Hal Yang Diharapkan Dari Pasien
1.      Pasien terbebas dari rasa nyaman nyeri 
-       Pasien mengungkapkan tidak merasa nyeri
-       Tekanan darah dan denyut jantung dalam  batas normal
-       Kulit hangat
-       Tampak wajah relax
2.      Curah jantung membaik
-       EKG dalam batas-batas normal
-       Tanda vital dalam batas normal
-       Elektrolit dalam batas normal
3.      Pertukaran gas meningkat
-       PO2 dalam batas normal
-       PCO2 dalam batas normal
-       Pasien tidak mengeluh sulit bernafas  
-       Pasien dapat bernafas dengan normal
-       Tidak terjadi sianosis
-       Tidak terjadi pengeluaran keringat terlalu banyak