Askep Miokard
Infark
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung adalah organ penting yang berfungsi memompakan darah ke seluruh
tubuh sehingga tubuh dapat melakukan proses metabolisme yang menghasilkan
energi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas.
Tekanan darah jantung dapat dipengaruhi oleh pekerjaan, tempat tinggal,
gaya hidup, jenis kelamin dan ras.
Penyakit jantung menduduki peringkat ke-3 terbesar yang dapat mengakibatkan
kematian di Indonesia, dengan penyebab yang berbeda-beda, diantaranya faktor
stress, sehinggabeba jantung bertambah dan kerja jantung meningkat.
Berdasarkan hasil survei di ruang 8 RS. Dustira Cimahi, terdapat 40 orang
penderita infark miokard selama bulan November 2000 samp[ai dengan bulan april
2001 dimana penyakit ini menduduki rangking ke-4 setelah penyakit pencernaan,
sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.
Asuhan keperawatan menunjang peranan penting dalam mengadaptasikan pasien
yang mengalami penyakit infark miokard sehingga penulis membuat atau menyusun
laporan ini.
1.2 Tujuan
Penulisan
Tujuan Penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk
mengetahui dan mempelajari tentang aswkep pasien yang mengalami penyakit
Miokard Infark
b. Untuk memperoleh pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penyakit Infark
Miokard.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS MIOKARD INFARK
I.
Anatomi Fisiologis
Jantung adalah organ otot yang berbentuk menyerupai jantung pisang, bagian
atasnya tumpul ( pangkal jantung ) dan di sebut juga basis kordis.Terletak
dalam rongga dada sebelah depan ( kavum mediastinum anterior
). Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan
pangkalnya terdapat di belakang kiri antara costa 5-6 dua jatri dibawah papila
mamae, pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung. Bewrat jantung antara
250- 300 gram. Jantung dipersarafi olah ne3rvus para simpatikus khususnya
cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung, jantung dapat
bergerak yaitu mengembung dan mewnguncup disebabkan oleh rang sangan yang
berasal dari susu nan saraf otonom .
Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk
dan susunannya sama dengan otot saraf lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai
otot polos yaitu di luar kemauan kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf otoi\nom
)
Dalam kerjanya otot jantung mempunyai 3 periode :
1. Periode
konstriksi ( sistol, suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam
keadaan menguncup )
2. Periode
dilatasi ( diawstole, susunan keadaan dimana jantung mengembang )
3. Peride
istirahat, waktu asntara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung
berhenti kira-kira sepersepuluh detik
II.
Pathofisiologi
Iskemia yang berkangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan
selulae yang irreversibeldan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium
yang mengalami infark/ nekrosois akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Otot yang mengalami akan mengalami serangkaian perubahan selama berlangsungnya
proses penyembuhan. Mula- mula otot yang mengalami infark tampak memar dan
sianosis akibat teputusnya aliran darah regional.
Infark miokardium jelas akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang
nekrosis akan kehilangan daya kontraksi. Sedangkan otot disekitarnya juga
mengalami gangguan daya kontraksi , secara fungsional infark miokardium akan
menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia.
1. Daya kontraksi
menurun
2. Gerakan dinding
abnormal
3. Perubahab daya
kembang dinding ventrikel
4. Pengurangan
curah sekuncup
5. Pengurangan
fraksi ejeksi
6. Peningkatan
volume akhir sistolik dan diastolik vetrikel
7. Penigkatan
tekanan akhgir diastolik ventrikel
Kondisi hemodinamika sesudah infark miokardium bervariasi, curah jantung
dapat berkurang sedikit atau dsipertahankan dalam batas- batas normal
Meningkatnya frekuensi jantung biasanya tidak berlangsung terus-menerus kecuali
jika terjadi defresi mikardium yang hebat. Tekanan darah merupakan fungsi
interaksi antara depresi miokardium dan reflek otonom. Respon otonom terhadapp
infark miokardium tidak selalu merupakan proses bantuan simpatis terhadap
sirkulasi yang terancam bahaya.
Infark miokardium klasik pertama disertai gambaran klinis yang terdiri dari
gambaran nyeri dada yang berlangsung lama dan hebat boiasanya dusertai
mual, keringat dingin, muntah dan perasaan seakan –akan sedang menghadapi
ajal. Tetapi 20%-605% kasus infark yang tidak fatal bersifat tersembunyi
atau asimptomatik.
Kedua meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh sel-sel
yang dilepaskan miokardium yang nekrosis. Pola peningkatan enzim mengikuti
perjalanan waktu yang khas sesudah terjadinya infark miokardium. Akhirnya
selama infark akut akan terlihat perubahan-perubahan pada elektro
kardiografi, yaitu gelombang Q yang nyata,k elevasib segmen ST , dan
gelombang T terbelik. Perubahabn – perubahan initampak pada hantaran yang
terletak di atas daerah miokardium yamg mengalami nekrosis.
III.
Pengkajian Keperawatan
a.
Data Subjektif
Didasarkan atas persepsi pasien terhadap nyeri :
] Lokasi nyeri
dan penyebarannya
Pada infark miokard nyeri terjadi pada dada kiri dan menyebar ke bah,
leher, rahang dan lengan bagian dalam hingga pergelangan tangan.
] Timbul nyeri
dan lamanya
Nyeri dada mikard infark ini dapat timbul baik saat istirahat ataupun saat
istirahat. Jadi tidak berhubungan dengan aktivitas atau perubahan posisi. Lama
nyeri lebih dari 30 menit dan tidak hilang dengan pemberiasn
nitrogliserin. Pemberian nitrogliserin ini dapat diulang setiap 5 menit untuk 3
kali berturut- turut, tapi jka pemberian 3 kali nyeri tetap tidak hilang
tiodak perlu dilanjutkan karena hal tersebut menggambarkan bahwa pasien
tersebut terserang infark miokard.
] Kualitas nyeri
-
Nyeri seperti dipukul atau ditimpa benda berat disertai nyeri abdomen (
kadang ) ada gangguan pencernaan ( mual, muntah, anoreksia )
-
Nyeri timbul secara tiba- tiba lebih hebat dan lebih lama dari angina
pektoris
§ Faktor –
faktor yang berhubungan dengan nyeri :
- Aktivitas
- Stress
- Istirahat
] Perasan tidak
berdaya
] Adanya riwayat
penyakit jantung
b. Data Objektif
1. Tingkah laku
gelisah
2. Terjadinya
perubahan-perubahan tanda vital :
-
Peningkatan atau penurunasn denyut jantung
-
Peningkatan kecepatan respirasi
-
Penurunan tekanan darah
3. Tanda- tanda
lain : berkeringat dingin, muntah-muntah perubahan irama jantung yang tiba-tiba
4. Adanya faktor
resiko
5. Peningkatan
suhu 1-12 jam pertama setelah serangan infark
6. Pada infark
miokard yang luas terdengar bunyi jantung 4 kadang-kadang juga bunyi jantung 3
7. Terdengar
mur-mur sistolik jika terjadi :
-
Disfungsi m. papilaris
-
Robeknya m. papilaris
-
Robeknya septum ventrikuler
c.
Test diagnostik
] Pada EKG
Peubahan bertahap berupa :
-
Hiperakut gelombang T
-
Segmen ST elevasi
-
Segmen ST depresi
-
Gelombang Q patologis
-
Gelombang T inverted
] Pemeriksaan
enzim darah
Enzim
|
Mulai meningkat
|
Puncak
|
Normal
|
CPK
|
2-8 jam
|
12- 20 jam
|
3-4 hari
|
SGOT
|
18- 12 jam
|
18- 36 jam
|
3-4 hari
|
LDH
|
24-48 jam
|
3-6 jam
|
8-18 hari
|
] Lekosit
meningkat menjadi 12 – 15.000mm mulai beberapa jam setelah serangan sampai 3-7
hari
] Kateterisasi
jantung untuk mengevaluasi :
-
Fungsi ventrikel kiri dan ventrikel kanan
-
Adanya komplikasi
-
Efek obat –obatan
-
Status hemodinamika
IV.
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pertukaran
gas sehubungan dengan peningkatan tekanan kapiler akibat bendungan jantung
2. Penurunan curah
jantung sehubungan dengan perubahan denyut jantung (kecepatan irama) penurunan
pre load
3. Gangguan rasa
nyaman : nyeri dada sehubungan iskemi jaringan jantung
4. Tidak toleransi
terhadap aktivitas sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan oksigen
5. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual-mual dan muntah, anoreksia
6. Kecemasan
sehubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman kematian
7. Gangguan
elimnasi sehubungan dengan inaktifitas
8. Kurang
pengetahuan ( spesifik )
V.
Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
1. Perubahan
pertukaran gas
-
Perawatan convalecent
Mulailah dengan latihan nafas dalam
2. Penurunan
cardiac output
] Penurunan
cardiac output
-
Evaluasi tanda-tanda vital tiap 15 menit
-
Amati/ monitoring EKG terhadap tanda-tanda aritmia
-
Pasang infus dengan glukosa 5% asal tetyes untuk pemberian obat-obatan
emergensi
-
Auskultasi suara nafas dan kekuatan jantung tiap 1-4 jam
-
Berikan obat-obatan cardiac tonic sesuai program
-
Siapkan untuk pemasangan cup bila diperlukan
] Perawatan
Convalecent
Monitoring komplikasi dini : hipotensi , arythmia , payah jantung dan
ruptur jantung
3. Gangguan rasa
nyaman : Nyeri dada akut
] Perawatan Akut
-
Fasilitasi agar pasien dapat istirahat baik fisik maupun mental
-
Berikan morfin sulfhat / pethidin IV sesuai program medis
-
Lakukan pemeriksaan EKG untuk dokumentasi iskemik selama episode chest pain
dan monitoring tanda-tanda vital EKG
] Perawatan
Convalecent
-
Berikan nitrat gliserin long acting sesuai program medis
-
Batasi aktivitas untuk mencegah nyeri jika di perlukan
4. Tidak toleransi
terhadap aktifitas
] Perawatan Akut
-
Ijinkan pasien untuk sesekali duduk dengan ditopang tempat tidur pada
interval pendek
-
Bantu untuk pemenuhan aktifitasnya
-
Lakukan latihan pasif untuk mencegah tromboemboli
-
Anjurkan untuk melakukan pergerakan sendi setelah tanda-tanda infark akut
mereda
] Perawatan
convalecent
-
Mulailah dengan fase rehabilitasi
-
Anjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap
5. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan
-
Berikan diit cair ataub makanan lunak rendah garam
-
Hindari minuman yang mengandung carbonat, terlalu panas atau dingin ataupun
cafein
-
Batasi intake natrium
-
Monitoring intake dan output dengan mencatat untuk mendeteksi dan mencedgah
kelebihan cairan
-
Berikan cairan IV jika pasien mau makan karena mual atau muntah-
muntah
6. Kecemasan
diatasi dengan :
-
Berikan support pada pasien dan keluarganya secara berkesinambungan
-
Berikan obat-obatab transquilizer seperti diazepam ( valium ) sesuai
program
-
Tinggalah bersama pasien atau mengizinkan keluarga untuk bersamanya
-
Jelaskan prosedur yang dilakukan kepadanya
7. Gangguan
eliminasi diatasi dengan :
-
Berikan pelunak fekal (laksative )
-
Abjurkan pasien untuk tidak mengedan saat bab
-
Hindari huknah dan insersi pada rektal unbtuk mencegah stimulasi vagal
8. Kurang
pengetahuan
-
Berikan penjelasan tentang
¨ Penyakit
¨ Pengobatan pada
unit jantung
-
Selanjutnya anjurkan pasien dan keluarga tentang :
¨ Penyebab
penyakit
¨ Faktor resiko
¨ Program
exercise
¨ Diet
¨ Obat-obatan
yang harus dimakan
¨ Komplikasi
Hal- Hal Yang Diharapkan Dari Pasien
1. Pasien terbebas
dari rasa nyaman nyeri
- Pasien mengungkapkan tidak merasa
nyeri
- Tekanan darah dan denyut jantung
dalam batas normal
- Kulit hangat
- Tampak wajah relax
2. Curah jantung
membaik
- EKG dalam batas-batas normal
- Tanda vital dalam batas normal
- Elektrolit dalam batas normal
3. Pertukaran gas
meningkat
- PO2 dalam batas normal
- PCO2 dalam batas normal
- Pasien tidak mengeluh sulit
bernafas
- Pasien dapat bernafas dengan
normal
- Tidak terjadi sianosis
- Tidak terjadi pengeluaran
keringat terlalu banyak